Bahkan untuk sekedar menghormati norma tata krama atau bagian dari aktualisasi diri, tidak jarang membuat seseorang cenderung berusaha untuk menahan kentutnya saat berada di tempat umum. Namun, tahukah Anda betapa pentingnya proses pengeluaran gas dari anus ini?
Pernahkah Anda berpikir apa yang akan terjadi jika gas tersebut terus tertahan di dalam tubuh Anda? Berikut Kami akan menguraikan makna-makna dibalik proses pengeluaran gas tersebut dari saluran pencernaan.
Mengapa bisa terjadi kentut ?
Kentut berasal dari gas-gas yang terdapat di dalam usus. Gas-gas ini berasal dari udara yang tertelan saat seseorang makan/minum dan dari hasil pencernaan makanan yang tidak sempurna di dalam usus. Produksi gas dalam usus biasanya akan meningkat setelah makan.
Gas yang terbentuk akan dibawa menuju ke rektum (bagian akhir dari usus) melalui gerakan peristaltik usus yang juga akan membawa sisa pencernaan (feses). Gas atapun feses yang telah mencapai rektum akan menimbulkan keluhan yang serupa, yaitu rasa tidak nyaman di sekitar perut dan mulas.
Selanjutnya kentut akan dikeluarkan melalui anus secara tidak sengaja ketika tekanan di dalam rektum lebih besar daripada kekuatan sphincter anus, misal saat batuk, bersin atau orgasme ataupun dikeluarkan secara sengaja (sadar) dengan meningkatkan tekanan rektum dan mengurangi tekanan spincter anus sehingga gas tersebut mudah keluar.
Mengapa kentut berbunyi?
Pengeluaran gas melalui sphincter anus biasanya akan menghasilkan suara yang khas akibat adanya vibrasi dari sphincter anus atau akibat gerakan menutup pantat. Suara yang dihasilkan dapat bervariasi (bisa keras, bisa juga tidak terdengar), tergantung dari kekuatan sphincter anus, kecepatan dari pelepasan gas dan faktor-faktor lain seperi air dan lemak tubuh.
Mengapa kentut berbau?
Gas yang dikeluarkan saat kentut terdiri atas campuran beberapa macam gas. Nitrogen dan karbondioksida merupakan gas paling utama yang terdapat pada kentut. Komposisi gas lain yang terdapat dalam kentut, antara lain hidrogen, methana, oksigen, dll.
Gas yang dihasilkan saat kentut seringkali menimbulkan bau yang tidak sedap. Selama bertahun-tahun diduga bahwa bau tersebut berasal dari skatole dan indole, yang merupakan hasil proses pencernaan dari daging. Namun, dengan pemeriksaan lebih lanjut ditemukan bahwa bau tak sedap tersebut berasal dari gas yang mengandung sulfur, seperti methanethiol, hidrogen sulfida, dan dimethyl sulfida. Disamping itu, bau-bau tak sedap tersebut juga berasal dari sejumlah besar bakteri mikroflora di dalam usus dan adanya feses yang tertahan di dalam rektum.
Makanan apa yang dapat memicu kentut?
Terdapat beberapa makanan yang dapat meningkatkan produksi gas dalam usus, diantaranya adalah makanan yang kaya akan akan polisakarida (terutama oligosakarida), seperti kacang-kacangan, produk susu, bawang, bawang putih, daun bawang, lobak, ubi jalar, kacang mete, gandum, ragi dalam roti, dan sayuran lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar