BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan
dari bayi sampai menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup
manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami
kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga
tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Lansia banyak
menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera
dan terintegrasi.
Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai
kemasakan dalam ukuran dan fungsi. Selain itu lansia juga masa dimana
seseorang akan mengalami kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada
beberapa pendapat mengenai usia seseorang dianggap memasuki masa
lansia, yaitu ada yang menetapkan pada umur 60 tahun, 65 tahun, dan
ada juga yang 70 tahun. Tetapi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan
bahwa umur 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan seseorang telah
mengalami proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang
itu telah disebut lansia.
Secara umum orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya dapat
dikategorikan dalam dua macam sikap. Pertama, masa tua akan diterima
dengan wajar melalui kesadaran yang mendalam, sedangkan yang kedua,
manusia usia lanjut dalam menyikapi hidupnya cenderung menolak
datangnya masa tua, kelompok ini tidak mau menerima realitas yang ada
(Hurlock, 1996 : 439).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penyusun merumuskan masalah
sebagai berikut
1. Apa yang dimaksud dengan lansia ?
2. Apa saja ciri – ciri dari lansia ?
3. Bagaimana perkembangan lansia ?
4. Apa saja perubahan yang terjadi pada lansia
?
5. Apa saja masalah yang dihadapi oleh lansia?
6. Bagaimana upaya atau cara untuk mengatasi
masalah yang dihadapi manusia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari lansia
2. Untuk mengetahui ciri – ciri lansia
3. Untuk mengetahui Tugas
dan perkembangan lansia
4. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi
pada lansia
5. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi oleh
lansia.
6. Untuk mengetahui upaya atau cara untuk
mengatasi masalah yang dihadapi lansia
D. Metode
Penelitian
Dalam penulisan makalah ini, penyusun menggunakan studi literatur
yaitu data atau informasi dan internet.
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian dari lansia
Pengertian Dewasa akhir (lansia) menurut beberapa ahli:
1. Menurut J.W. Santrock (J.W.Santrock, 2002, h.190), ada dua pandangan tentang definisi orang lanjut usia atau lansia, yaitu menurut pandangan orang barat dan orang Indonesia. Pandangan orang barat yang tergolong orang lanjut usia atau lansia adalah orang yang sudah berumur 65 tahun keatas, dimana usia ini akan membedakan seseorang masih dewasa atau sudah lanjut. Sedangkan pandangan orang Indonesia, lansia adalah orang yang berumur lebih dari 60 tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada umunya di Indonesia dipakai sebagai usia maksimal kerja dan mulai tampaknya ciri-ciri ketuaan.
2. Menurut Hurlock (2002), tahap terakhir dalam perkembangan ini dibagi menjadi usia lanjut dini yang berkisar antara usia enampuluh sampai tujuh puluh tahun dan usia lanjut yang dimulai pada usia tujuh puluh tahun hingga akhir kehidupan seseorang. Orangtua muda atau usia tua (usia 65 hingga 74 tahun) dan orangtua yang tua atau usia tua akhir (75 tahun atau lebih) (Baltes, Smith&Staudinger, Charness&Bosmann) dan orang tua lanjut (85 tahun atau lebih) dari orang-orang dewasa lanjut yang lebih muda (Johnson&Perlin).
- CIRI-CIRI LANSIA
Ciri-ciri dewasa
akhir
- Sikap sosial terhadap usia lanjut. Kebanyakan masyarakat menganggap orang berusia lanjut tidak begit dibutuhkan katena energinya sudah melemah. Tetapi, ada juga masyarakat yang masih menghormati orang yang berusia lanjut terutama yang dianggap berjasa bagi masyarakat sekitar
- Mempunyai status kelompok minoritas. Adanya sikap sosial yang negatif tentang usia lanjut.
- Adanya perubahan peran. Karena tidak dapat bersaing lagi dengan kelompok yang lebih muda.
- Penyesuaian diri yang buruk. Timbul karena adanya konsep diri yang negatif yang disebabkan oleh sikap sosial yang negatif.
- Ada keinginan untuk menjadi muda kembali. Mencari segala cara untuk memperlambat penuaan.
- TUGAS DAN PERKEMBANGAN PADA LANSIA
Usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehidupan
manusia di dunia. Usia tahap ini dimulai dari 60 tahunan sampai akhir
kehidupan. Usia lanjut merupakan istilah tahap akhir dari proses
penuaan. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua, dan masa tua
merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini
seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi
sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi.
Tahap usia lanjut adalah tahap di mana terjadi penuaan dan penurunan,
yang penururnanya lebih jelas dan lebih dapat diperhatikan dari pada
tahap usia baya. Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada makhluk
hidup, termasuk tubuh, jaringan dan sel, yang mengalami penurunan
kapasitas fungsional. Pada manusia , penuaan dihubungkan dengan
perubahan degenerative pada kulit, tulang jantung, pembuluh darah,
paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainya. Dengan kemampuan
regeneratife yang terbatas, mereka lebih rentan terhadap berbagai
penyakit, sindroma dan kesakitan dibandingkan dengan orang dewasa
lain. Untuk menjelaskan penurunan pada tahap ini, teradapat berbagai
perbedaan teori, namun para pada umumnya sepakat bahwa proses ini
lebih banyak ditemukan oleh faktor gen. Penelitian telah menemukan
bahwa tingkat sel, umur sel manusia ditentukan oleh DNA yang disebut
telomere, yang beralokasi pada ujung kromosom. Ketentuan dan kematian
sel terpicu ketika telomere berkurang
ukuranya pada ujung kritis tertentu.
Tugas Perkembangan dewasa akhir
Adapun tugas perkembangan pada masa dewasa akhir ini, diantaranya:
• Menciptakan kepuasan dalam keluarga sebagai tempat tinggal di hari tua.
• Menyesuaikan hidup dengan penghasilan sebagai pensiunan
• Membina kehidupan rutin yang menyenangkan.
• Saling merawat sebagai suami-istri
• Mampu menghadapi kehilangan (kematian) pasanan dengan sikap yang positif (menjadi janda atau duda).
• Melakukan hubungan dengan anak-anak dan cucu-cucu.
• Menemukan arti hidup dengan nilai moral yang tinggi.
D. PERUBAHAN YANG TERJADI
Fisik
Perkembangan fisik pada masa lansia terlihat pada perubahan perubahan fisiologis yang bisa dikatakan mengalami kemunduran, perubahan perubahan biologis yang dialami pada masa lansia yang terlihat adanya kemunduran tersebut sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan dan terhadap kondisi psikologis.
Menurut
Hurlock (1980) terjadi perubahan fisik berupa penampilan pada usia
dewasa akhir, diantanya adalah :
1. Daerah kepala
1. Daerah kepala
- Hidung menjulur lemas
- Bentuk mulut akan berubah karena hilangnya gigi
- Mata kelihatan pudar
- Dagu berlipat dua atau tiga
- Kulit berkerut/keriput dan kering
- Rambut menipis dan menjadi putih
2. Daerah Tubuh
- Bahu membungkuk dan tampak mengecil
- Perut membesar dan tampak membuncit
- Pinggul tampak mengendor dan tampak lebih besar
- Garis pinggang melebar
- Payudara pada wanita akan mengendor
3. Daerah persendian
- Pangkal tangan menjadi kendor dan terasa berat
- Kaki menjadi kendor dan pembuluh darah balik menonjol
- Tangan menjadi kurus kering
- Kaki membesar karena otot-otot mengendor
- Kuku tangan dan kaki menebal, mengeras dan mengapur.
Kognitif
Kecerdasan dan Kemampuan Memproses
Kecepatan memproses informasi mengalami penurunan pada masa dewasa akhir. Ada beberapa bukti bahwa orang-orang dewasa lanjut kurang mampu mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpan dalam ingatannya.
Meskipun kecepatan tersebut perlahan-lahan menurun, namun terdapat variasi individual di dalam kecakapan ini. Dan ketika penurunan itu terjadi hal ini tidak secara jelas menunjukkan perngaruhnya terhadap kehidupan kita dalam beberapa segi substansial.
Misalnya, pada suatu eksperimen yang mempelajari waktu reaksi dan keterampilan mengetik dari juru ketik pada semua usia (salthouse, 1984). Juru ketik tua biasanya memiliki reaksi-reaksi yang lambat, namun mereka sebenarnya mengetik sama cepatnya dengan juru ketika yang masih muda.
Barangkali para juru ketik tua itu lebih cepat mengetik pada saat mereka masih muda dan pelan-pelan mulai melambat, tetapi hasilnya pada kondisi lain menunjukkan bahwa ada hal lain yang telah terlibat. Ketika jumlah karakter yang dapat dilihat selanjutnya oleh para juru ketik itu terbatas, kecepatan mengetik pada juru ketik tua menurun secara substansial; para juru ketik muda kurang begitu terpengaruh dengan keterbatasan ini. Para juru ketik tua telah belajar untuk melihat jauh ke depan, sehingga memberi kesempatan pada mereka untuk mengetik sama cepatnya dengan rekan-rekannya yang lebih muda.
Pekerjaan
Pada tahun 1980-an, persentase
laki-laki berusia di atas 65 tahun yang tetap bekerja purna waktu
lebih kecil dibanding pada awal abad 20. Penurunan yang terjadi dari
tahun 1900 sampai tahun 1980-an sebesar 70% (Douvan, 1983).
Satu perubahan penting dari pola pekerjaan orang-orang dewasa lanjut adalah meningkatnya perkejaan-pekerjaan paruh waktu. Mis: dari tiga juta lebih orang dewasa berusia di atas 65 tahun yang pekerja pada tahun 1986, lebih dari separuhnya merupakan pekerja-pekerja paruh waktu.
Satu perubahan penting dari pola pekerjaan orang-orang dewasa lanjut adalah meningkatnya perkejaan-pekerjaan paruh waktu. Mis: dari tiga juta lebih orang dewasa berusia di atas 65 tahun yang pekerja pada tahun 1986, lebih dari separuhnya merupakan pekerja-pekerja paruh waktu.
Pengaturan
Tempat Tinggal
Satu stereotipe dari para lansia adalah bahwa mereka tinggal di dalam institusi-institusi-rumah sakit, rumah sakit jiwa, panti jompo (nursing home), dan sebagainya.
Semakin tua seseorang, semakin besar hambatan mereka untuk tinggal sendirian. Mayoritas orang dewasa lanjut yang tinggal sendirian adalah janda, tinggal sendirian sebagai orang dewasa lanjut tidaklah berarti kesepian. Karena para lansia yang dapat menopang dirinya sendiri ketika hidup sendiri seringkali memiliki kesehatan yang baik dan sedikt ketidakmampuan, dan mereka selalu memiliki hubungan sosial dengan sanak keluarga, teman-teman, dan para tetangga.
Perkembangan Psikis
- Perkembangan Intelektual
Menurut david Wechsler dalam Desmita (2008) kemunduran kemampuan mental merupakan bagian dari proses penuaan organisme sacara umum, hampir sebagian besar penelitian menunjukan bahwa setelah mencapai puncak pada usia antara 45-55 tahun, kebanyakan kemampuan seseorang secara terus menerus mengalami penurunan, hal ini juga berlaku pada seorang lansia.
Kemerosotan intelektual lansia ini pada umumnya merupakan sesuatau yang tidak dapat dihindarkan, disebabkan berbagai faktor, seperti penyakit, kecemasan atau depresi. Tatapi kemampuan intelektual lansia tersebut pada dasarnya dapat dipertahankan. Salah satu faktor untuk dapat mempertahankan kondisi tersebut salah satunya adalah dengan menyediakan lingkungan yang dapat merangsang ataupun melatih ketrampilan intelektual mereka, serta dapat mengantisipasi terjadinya kepikunan.
- Perkembangan Emosional
Memasuki masa tua, sebagian besar lanjut usia kurang siap menghadapi dan menyikapi masa tua tersebut, sehingga menyebabkan para lanjut usia kurang dapat menyesuaikan diri dan memecahkan masalah yang dihadapi (Widyastuti, 2000). Munculnya rasa tersisih, tidak dibutuhkan lagi, ketidakikhlasan menerima kenyataan baru seperti penyakit yang tidak kunjung sembuh, kematian pasangan, merupakan sebagian kecil dari keseluruhan perasaan yang tidak enak yang harus dihadapi lanjut usia.
Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadinya gangguan fungsional, keadaan depresi dan ketakutan akan mengakibatkan lanjut usia semakin sulit melakukan penyelesaian suatu masalah. Sehingga lanjut usia yang masa lalunya sulit dalam menyesuaikan diri cenderung menjadi semakin sulit penyesuaian diri pada masa-masa selanjutnya.
Yang dimaksud dengan penyesuaian diri pada lanjut usia adalah kemampuan orang yang berusia lanjut untuk menghadapi tekanan akibat perubahan perubahan fisik, maupun sosial psikologis yang dialaminya dan kemampuan untuk mencapai keselarasan antara tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan dari lingkungan, yang disertai dengan kemampuan mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat sehingga dapat memenuhi kebutuhan– kebutuhan dirinya tanpa menimbulkan masalah baru.
- Perkembangan Spiritual
Sebuah penelitian menyatakan bahwa lansia yang lebih dekat dengan agama menunjukkan tingkatan yang tinggi dalam hal kepuasan hidup, harga diri dan optimisme. Kebutuhan spiritual (keagamaan) sangat berperan memberikan ketenangan batiniah, khususnya bagi para Lansia. Rasulullah bersabda “semua penyakit ada obatnya kecuali penyakit tua”. Sehingga religiusitas atau penghayatan keagamaan besar pengaruhnya terhadap taraf kesehatan fisik maupun kesehatan mental, hal ini ditunjukan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hawari (1997), bahwa :
- Lanjut usia yang nonreligius angka kematiannya dua kali lebih besar daripada orang yang religius.
- Lanjut usia yang religius penyembuhan penyakitnya lebih cepat dibandingkan yang non religius.
- Lanjut usia yang religius lebih kebal dan tenang menghadapi operasi atau masalah hidup lainnya.
- Lanjut usia yang religius lebih kuat dan tabah menghadapi stres daripada yang nonreligius, sehingga gangguan mental emosional jauh lebih kecil.
- Lanjut usia yang religius tabah dan tenang menghadapi saat-saat terakhir (kematian) daripada yang nonreligius.
Perkembangan Kepribadian
Pertanyaan awal adalah…
Apakah kepribadian itu berubah pada saat kita tua?
Apakah kita memasuki tahapan baru dari perkembangan kepribadian?
Untuk bisa menjawab pertanyaan tersebut kita akan merujuk kepada teori psikoanalisa; Freud, Roger, dan Erikson
• Freud
Percaya bahwa pada usia lanjut, kita kembali kepada kecenderungan2 narsistik masa kanak-kanak awal (Santrock, 2002: 250).
Artinya tindakan yang dibuat harus diperlihatkan kepada orang lain. Ketika itu tidak bisa dilakukan maka tidak akan memperoleh kepuasan.
• Carl Jung
Mengatakan bahwa pada usia lanjut, pikiran tenggelam jauh di dalam ketidaksadaran (Santrock, 2002: 250).
Berdasarkan pendapat Jung ini, mungkin saja hal ini yang membuat orang yang sudah tua mudah lupa, karena sulit untuk memanggilnya kembali ke alam sadar.
Hal ini mungkin saja disebabkan oleh sedikitnya kontak dengan realitas, sehingga pikirannya terpendam dalam ketidaksadaran
• Erikson
Integritas Vesus Keputusasaan
Percaya bahwa masa dewasa akhir dicirikan oleh tahap terakhir dari delapan tahap siklus kehidupan.
Tahun-tahun akhir kehidupan merupakan suatu masa untuk melihat kembali apa yang telah dilakukan selama hudupnya. Jika kehidupan sebelumnya dapat dijalani dengan baik maka akan merasakan kepuasan/integritas pada masa tuanya, dan sebaliknya.
Bahaya Fisik dan Psikis Lansia
Secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah fisik baik secara fisik-biologik, mental maupun sosial ekonomis. Dengan semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran terutama di bidang kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan pada peranan-peranan sosialnya. Hal ini mengkibatkan pula timbulnya gangguan di dalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat meningkatkan ketergantunga yang memerlukan bantuan orang lain.
Lanjut usia tidak saja di tandai dengan kenunduran fisik, tetapi dapat pula berpengaruh terhadap kondisi mental. Semakin lanjut seseorang, kesibukan sosialnya akan semakin berkurang hal mana akan dapat mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan lingkungannya. Hal ini dapat memberikan dampak pada kebahagiaan seseorang (Stanley, 2007).
Beberapa Tanda Bahaya Yang Sebaiknya Diantisipasi
1. Bahaya fisik yang umum terjadi pads usia lanjut
• Penyakit degeneratif/penyakit kronis.
• Adanya hambatan fisik (penglihatan, pendengaran, otot, tulang dll.).
• Gangguan pada gigi/gusinya.
• Berkurangnya pemasukan gizi, karena minat makan yang berkurang, dalam hal ini dirinya ada rasa takut dan juga murung, ingin makan bersama orang lain.
• Menurunnya kemampuan dan gairah seksual.
• Mereka tergolong rentan/rawan terhadap kecelakaan.
2. Bahaya Psikis Pada Lansia
• Ketidaksiapan untuk mengadakan perubahan pola kehidupannya, contoh: misalnya mereka harus memutuskan mendiami rumah yang tidak terlalu besar lagi, karena anakanak sudah menikah semua dan mempunyai keluarga sendiri.
• Dapat pula muncul pemikiran pada orang usia lanjut bahwa proses mental mereka sudah mulai dan sedang menurun. Misalnya mereka mengeluh sangat pelupa, kesulitan dalam menerima hal baru. Dan mereka juga merasa tidak tahan dengan tekanan, perasaan seperti ini membentuk mental mereka seolah tertidur, dengan keyakinan bahwa dirinya sudah terlalu tua untuk mengerjakan hal tertentu, mereka menarik diri dari semua bentuk kegiatan.
• Masalah psikologis lain yang dapat menjadi gangguan adalah perasaan bersalah karena menganggur. Sering kali hal ini akan tergantung dari sistem nilai yang ada dalam dirinya, seberapa jauh orang usia lanjut ini sangat mementingkan materi, dan seberapa jauh dia menilai pentingnya bekerja. Mereka merasa sangat membutuhkan pekerjaan agar sangat dihargai oleh orang lain, ingin memperoleh perhatian. Berkaitan dengan hal ini, mereka juga menyadari bahwa pendapatan mereka menurun.
• Gangguan psikologis yang dipandang paling berbahaya adalah sikap mereka yang ingin tidak terlibat secara sosial. Sikap ini akan membuat mereka mudah curiga terhadap orang lain, atau menuntut perhatian berlebihan, atau mengasingkan diri dengan munculnya rasa tidak berguna dan rasa murung, rendah diri, bahkan juga mungkin akan menjadi sangat apatis.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian pustaka yang telah penyusun temukan mengenai
perkembangan yang terjadi pada lansia, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Pada Usia 65 tahun
seseorang dianggap telah memasuki masa lansia atau lanjut usia. Usia
tua dipandang sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan
sosial sangat tersebar luas dewasa ini.
2. Orang yang memasuki usia
lanjut (lansia) memiliki ciri – ciri khas, diantaranya usia
lanjut merupakan periode kemunduran, orang
lanjut usia memiliki status kelompok minoritas, menua
membutuhkan perubahan peran, dan penyesuaian
yang buruk pada lansia
3. Pada lansia
biasanya mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit
demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari
lagi. Tahap usia lanjut adalah tahap di mana terjadi penuaan dan
penurunan, yang penururnanya lebih jelas dan lebih dapat diperhatikan
dari pada tahap usia baya.
4. Pada lansia terjadi
banyak perubahan, diantaranya perkembangan jasmani/fisik,
perkembangan intelektual, perkembangan emosi, perkembangan spiritual,
perubahan sosial, perubahan kehidupan keluarga, dan hubungan
sosio-emosional lansia.
5. Lansia mengalami
perubahan dalam kehidupannya sehingga menimbulkan beberapa masalah
dalam kehidupannya, diantaranya pada masalah fisik, intelektual,
emosi, dan spiritual. Misalnya saja dalam hal intelektual, lansia
lebih sering mengalami pikun atau sulit untuk mengingat.
6. Masalah – masalah pada
lansia yang timbul karena perubahan yang terjadi pada lansia dapat
diatasi sehingga tidak perlu dikhawatirkan, apalagi kita semua juga
akan mengalami masa – masa ini.
B. Saran
Setelah penyusun membuat makalah ini, penyusun menjadi tahu tentang
perkembangan yang terjadi pada lansia. Lansia adalah masa dimana
seseorang mengalami kemunduran, dimana fungsi tubuh kita sudah tidak
optimal lagi. Oleh karena itu sebaiknya sejak muda kita persiapkan
dengan sebaik – sebaiknya masa tua kita. Gunakan masa muda dengan
kegiatan yang bermanfaat agar tidak menyesal di masa tua.
Daftar
Pustaka
http://shulizwanto08.wordpress.com/2010/01/12/psikologi-perkembangan-lansia/
Tahap perkembangan pada usia dewasa, diakses pada tanggal 08 januari 2013 pukul 15.14 wib dari http://smpn2lem.blogspot.com/2011/02/tahap-perkembangan-pada-usia-dewasa.html
http://dinkes-sulsel.go.id/new/images/pdf/pedomam%20keswa_lansia.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17277/4/Chapter%20II.pdf
Perkembangan pisik dan kognitif dewasa akhir, diakses pada tanggal 08 januari 2013 pukul 15.46 wib dari http://blog.uinmalang.ac.id/azzqie/2011/02/01/perkembangan-fisik-dan-kognitif-dewasa-akhir/
http://dinkes-sulsel.go.id/new/images/pdf/pedomam%20keswa_lansia.pdf
0 komentar:
Posting Komentar