Selasa, 08 Januari 2013

Teka-teki Dugaan Pemerkosaan Bocah 11 Tahun

Kasus dugaan tindakan kekerasan seksual yang menimpa RI (11), putri bungsu pasangan suami-istri, L (54) dan A (50), seakan menemui jalan buntu. Teka-teki mengapa kemaluannya mengalami luka berat belum terungkap hingga bocah kelas V SD ini meninggal dunia pada Minggu (6/1/2013) pagi. Berbagai kecurigaan pun seakan ikut terkubur.

Berdasarkan keterangan sang ibu, RI kerap mengalami kejang serta suhu tubuh meningkat sejak dua bulan terakhir. RI sempat dibawa ke puskesmas dan dokter dekat rumahnya. Di puskesmas, RI dikatakan menderita kelenjar getah bening. Namun, dokter klinik mengatakan bahwa RI mengalami gejala tifus. Kondisi fisiknya semakin menurun hingga akhirnya RI dibawa ke Instalasi Gawat Darurat RSUP Persahabatan, Sabtu, 29 Desember 2012.

"Pas anak saya masuk dan diperiksa, katanya ada yang ngelakuin. Anak ibu sudah enggak suci lagi, gitu katanya," ujar ibu RI, saat memberikan testimoni kepada sejumlah wartawan di RSUP Persahabatan, Kamis (3/1/2013) siang.

Di IGD RSUP Persahabatan, RI menjalani serangkaian pemeriksaan mulai dari CT Scan hingga laboratorium sampai ia didiagnosis dokter mengalami infeksi pada otak. Namun, hingga mengembuskan napas terakhirnya, tim dokter tidak bisa menjelaskan apakah infeksi otak tersebut terkait dengan luka berat tak tertangani di kemaluan RI atau tidak.

"Kami tidak berhak. Hasil visum itu sudah kami serahkan ke kepolisian. Secara klinis kita bilang (penyebab kematian) radang otak. Hasil otopsi juga kita serahkan ke polisi," ujar dr Priyanti Z Soepandi, Direktur Utama RSUP Persahabatan, Minggu (6/1/2013).

Meski demikian, dalam penjelasannya, Priyanti mengatakan, luka itu merupakan luka lama yang tertangani. Luka seperti sariawan lebar itu dipastikan disebabkan oleh benda tumpul. Priyanti juga menambahkan, luka tersebut bukan luka tetanus yang diakibatkan oleh besi atau material lainnya. Fakta tersebut memperkuat dugaan bahwa RI mengalami kekerasan seksual.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Timur AKBP Muhammad Saleh mengatakan, pihaknya baru akan menerima hasil visum dari RSUP Persahabatan, hari ini, Senin (7/1/2013). Adapun hasil otopsi baru akan keluar pada Selasa (8/1/2013). Saleh menegaskan, kasus ini ditangani pihaknya.

"Bukan Polda. Yang kirim surat permohonan visum dan autopsi kami. Tadi (kemarin), petugas dari kami pukul 15.30 berangkat ke RSCM. Namun, pihak RSCM, kata dokternya, belum bisa dikeluarkan," kata Soleh, Minggu sore.

Saleh juga mengungkapkan, pihaknya menemui kesulitan dalam mengungkap kasus dugaan aksi perkosaan itu. Sebab, polisi minim informasi. Korban sudah meninggal dunia sebelum memberikan keterangan pada polisi. Meski demikian, Saleh meminta semua pihak bersabar menunggu titik terang dari visum, hasil autopsi, serta penyelidikan lapangan.

Perubahan perilaku

RI tinggal di sebuah rumah sederhana di area lapak pemulung di Rawa Bebek, Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur. Selain bersama kedua orangtuanya, RI juga tinggal bersama dua kakak perempuannya. Adapun tiga kakak laki-lakinya tinggal tak jauh dari rumah kedua orangtuanya karena telah berkeluarga. Berdasarkan penuturan ibunya, kegiatan RI layaknya anak seumuran, bermain dan ke sekolah.

RI biasa pergi ke sekolahnya yang berjarak sekitar 1 kilometer dari rumah bersama teman-temannya. Tidak seperti biasanya, jika tertinggal rombongan, maka ia merengek kepada ibu untuk diantarkan; itu pun hanya sampai jalan besar. RI kemudian melanjutkan perjalanannya ke sekolah sendirian. Selain itu, berbagai perubahan perilaku juga ditunjukkan RI selama dua bulan terakhir. RI yang dulu terlihat ceria berubah menjadi pendiam dan pemurung serta cenderung tertutup. Bahkan, dalam dua bulan terakhir, ibunda sempat melihat RI mencuci celana dalamnya sendiri secara sembunyi-sembunyi.

"Enggak ada kecurigaan, sama tetangga kek atau sama siapa. Orang mainnya sama teman-teman sekolah atau di rumah, biasa. Enggak pernah ke teman yang lebih dewasa," ujarnya.

Siapa pemerkosa RI?

Penelusuran Kompas.com, Minggu siang, di area permukiman kumuh padat penduduk tersebut, menemui fakta baru. Sudah dua hari, aparat kepolisian—berseragam bebas—mendatangi rumah RI dan sekitarnya. Polisi diketahui memeriksa empat rekan kakak RI. Pemeriksaan dilakukan di Mapolsek Cakung, juga diperiksa di lokasi rumahnya.

Tarya (20), salah seorang rekan kakak korban, mengungkapkan bahwa dia diperiksa pada Sabtu malam hingga Minggu pagi. Polisi, katanya, telah merujuk pada satu nama yang dicurigai diduga memiliki keterkaitan dengan tewasnya RI. Pelaku tersebut juga rekan salah satu kakak RI.

"Polisi nanya terus, kenal RM enggak? Saya bilang jujur enggak tahu karena dia itu yang lebih kenal kakaknya korban. Saya tahu doang, tapi enggak kenal. Saya kan kerja bangunan di Kelapa Gading, jarang pulang ke sini," ujar Tarya.

Tarya menuturkan, kecurigaan terhadap pria 40 tahun yang tak memiliki pekerjaan itu tak hanya berembus di kepolisian, tetapi juga di lingkungan sekitar RI tinggal. Meski ia enggan menuduh, ada kejanggalan setelah RI menderita sakit serta kasusnya muncul di media masa. RM alias B menghilang. Menurut informasi yang beredar di pemuda setempat, RM alias B merupakan bagian dari keluarga besar yang tinggal di Rawa Bebek. Ia bukan berasal dari keluarga kelas bawah, melainkan anak seorang juragan tanah.

Namun, perilakunya dinilai tidak baik. Pria yang hobi memancing ini dikenal sebagai pembuat masalah di keluarga. Bahkan, ia pernah menggadaikan surat sertifikat tanah tanpa sepengetahuan orangtua. Penelusuran pun kembali berlanjut ke kediaman RM yang berada di dekat jalan raya, tepatnya sekitar 20 meter dari RI biasa meminta ibunya mengantarkan. Setelah mengetuk pintu cukup lama, orangtua RM pun keluar dan mengatakan bahwa sang anak tak berada di rumah sejak satu bulan terakhir karena ke Kalimantan untuk bekerja.

"Dia (RM) sudah jarang tinggal di sini. Palingan sekarang dia sudah datang, di rumah istrinya di Babelan sana," ujarnya, dengan membuka sedikit celah di pintu rumahnya.

Sejumlah tanda tanya masih melingkupi kasus dugaan kekerasan seksual bocah malang RI. Kehadiran RM diharapkan mampu menyingkap teka-teki tersebut. Meski bukan dia pelakunya, tanda tanya keluarga serta warga sekitar setidaknya terjawab. Tinggal menunggu kerja dari aparat kepolisian. 

0 komentar:

Posting Komentar

Label

Diberdayakan oleh Blogger.